08.00 a.m
kita duduk bersisian, menikmati pagi yang hening dalam balutan baju hangat masing-masing. hanya aku, kamu dan burung-burung yang entah bicara apa—semoga segala yang bisa diaminkan semesta.
masih ada kabut dan dingin sisa hujan deras semalam. tapi entah mengapa hatiku menghangat. mungkin karena teh tarik panas yang sambil kita sesap sesekali. atau sisa pelukmu malam tadi?
apa pun itu, kurasa ini pagi terbaik yang pernah ada. semoga untukmu juga.
dari kejauhan kulihat teman-temanmu sibuk mengambil gambar. gunung gede, pangrango dan salak dalam satu frame memang sulit untuk ditepis keindahannya. sama seperti kamu dan segala kebaikan yang tumbuh di dadamu.
kamu tahu, selalu ada banyak kata-kata di kepala yang ingin kutukar dengan milikmu. termasuk hari ini, aku dan kamu bertukar cerita seperti biasanya. tentang kucing-kucing kita yang semakin hari semakin menggemaskan, tentang teman-temanmu dan cerita-cerita lucu mereka, atau tentang betapa canggihnya tiktok si aplikasi yang dulu kupikir sangat menyebalkan. bahkan tentang imaji paling liar kita di masa depan.
kurasakan waktu berjalan lebih lambat dari biasanya. pagi ini ia tidak terburu-buru. tidak, sampai tiba-tiba perutku berbunyi. oke ayo kita makan, farhansyah!