mengusaikan kepernahan

aku menjumpai potret-potret muramku di sepanjang jalanan jakarta. menyalaminya satu per satu; aku yang kecewa, aku yang marah, aku yang cemburu, aku yang mencinta dengan membabibuta.

dalam perjalanan yang entah menuju ke mana, aku menikmati potret itu walaupun samar. hingga lampu lalu lintas menyala merah, memberi kesempatan tanganmu untuk mengelus lembut tanganku. sesaat aku tersadar, potret-potret itu hanya sebuah kepernahan.

aku menarik napas dan mengembuskannya dengan penuh kelegaan. mencipta potret baru yang tidak akan kusesali di lain waktu; aku yang bahagia. sebab kamu tidak sekali pun membuatku kecewa, marah, cemburu, dan aku hanya akan mencintai kamu dengan sederhana.

You Might Also Like

0 comments