Empat tahun lalu adalah kali pertama kita saling mengenalkan diri. Di hari pertama itu, aku begitu percaya bahwa kita akan jadi teman baik. Empat tahun kemudian, aku merasa beruntung, Tuhan tidak membuatku kecewa karena telah terlalu percaya diri waktu itu. Sebab kita benar-benar menjadi sahabat, selama hampir empat tahun dan sampai berjuta-juta tahun lagi. Semoga semesta mengamini.
Kita tidak pernah punya musuh sampai hari itu datang--hari di mana pada akhirnya kalimat "sampai jumpa" terucap tanpa suara. Aku masih ingat betapa mata kita begitu basah saat toga akhirnya diizinkan bertahta di kepala kita. Kita tahu bahwa kita sama-sama menjalani masa-masa kuliah yang tidak mudah, terlebih kamu. Tapi kamu selalu datang dengan wajah ceria seolah selalu baik-baik saja. Sesuatu yang sampai saat ini tak pernah jadi keahlianku.
Hari itu kita menguatkan diri agar sanggup mengarungi sungai yang berbeda untuk sampai pada muara yang sama; sukses. Kita mungkin akan lebam, berdarah, terbentur sana-sini, timbul tenggelam, tapi entah mengapa aku yakin kita bisa. Karena kita memang harus bisa.
Dan ya, sejak hari itu, kita punya musuh baru; jarak dan waktu.
Waktuku semakin habis, dirampas oleh keinginan untuk wujudkan mimpi-mimpi yang rapi berbaris. Sedang jarak, hanya akan binasa jika waktu bersedia mengalah. Kini tidak
ada lagi kata-kata yang mengudara dari balkon kosku sepulang kuliah. Hanya tegur sapa sekenanya, saling memastikan bahwa masing-masing kita baik-baik saja. Sungguh, bukankah itu lebih baik ketimbang hilang seolah tidak pernah datang?
Aku yakin kamu setuju bahwa tiada sesuatu apa pun yang Tuhan biarkan untuk menghalangi doa, tidak waktu, tidak juga jarak. Karena doa-doa sebaiknya
menjadi rahasia antara si pendoa dengan Tuhannya, maka biarkan aku hanya berdoa
diam-diam dan berterima kasih padamu sedalam-dalam.
Dua puluh dua,
Silakan menua dengan bersahaja, Raden Dian Saraswati.
4 comments
Asriiiiii. Totally in tears:'(
ReplyDeleteTerimakasih untuk kado specialnyaaaa... Kado terindah di 22. Asli!
Terimakasih sudah menganggapku menjadi teman baikmu. Semoga Allah lindungi kamu terus. Aku sayaaaang bgt asriiii. Allah pasti tau ituuuu:'(
Aamiin. Love u too, Dian. :)
DeleteI like your story. Share again about your life in campus or something more
ReplyDeleteDear Anonymous, thank you for the honest words of yours. Tunggu ya cerita-cerita lainnya.
Delete