rumah dan tuannya


selamat malam. bagaimana kabarmu?

maaf telah menghilang begitu saja. aku merasa bersalah telah berharap kamu akan pulang ke rumahmu; aku. sedang kenyamanan akan rumah yang baru nampaknya telah melenakanmu.

benar, aku rumah yang pasrah. tiada hakku memilih siapa tuanku. jika kamu orangnya, aku siap membuka pintuku untuk kepulanganmu. kapan saja; di tengah malam, ketika hujan badai sekalipun.

namun jika bukan kamu, biar aku mengabadikan aroma tubuhmu dalam diriku, agar aku tidak terlihat menyedihkan. sebab sepi membuat sesuatu terlihat mati, bukan? aku tidak ingin mati.

jika bukan kamu orangnya, pasti akan ada orang lain yang datang dan bertanya, mengapa tubuhku beraroma kamu? demi tuhan, aku belum mempersiapkan jawaban atas pertanyaan itu. aku tak peduli.

omong-omong, kamu ini tuan yang jahat ya? kamu tahu aku buruk, rapuh dan akan hancur. tapi kamu pergi. dengarlah, kamu bisa perbaiki aku kalau kamu mau. sayangnya tidak, kamu tidak berkenan.

aku? mengapa aku? apa kamu pernah melihat sebuah rumah memperbaiki dirinya sendiri?

aku butuh kamu. tidakkah kamu mengerti?

aku tidak sedang mengiba. aku hanya berharap, jika sesuatu dalam hatimu menuntunmu menuju aku, kuharap aku telah baik-baik saja, telah rapi dan tidak berantakan lagi. telah lebih layak menaungimu dan mimpi-mimpi besarmu.

dan kamu, telah jadi tuan yang baik bagi rumahnya; aku.

salam rindu.

You Might Also Like

0 comments