tempat yang tinggal reruntuhan itu
boleh kau kunjungi sesekali
bukan untuk kau tinggali sekali lagi
sebab tidak ada lagi yang bisa tumbuh di sana
diam-diam kau bawa pergi
pohon yang kau lupa namanya
kau merawatnya meski tahu ia sudah mati
bahkan puisi-puisi tidak sanggup menghidupkannya kembali
kau berpindah-pindah;
kota demi kota,
kata demi kata,
nama demi nama
percayalah akan kau temukan lagi
tempat yang sama;
dalam lautnya
biru langitnya
sejuk anginnya
meski itu berarti nanti,
ketika bagimu semesta tidak menarik lagi