malam itu kita membagi lebih banyak peluk dari biasanya. agar masing-masing kita tahu bahwa apa pun yang terjadi siang tadi, setidaknya malam kita tidak berakhir buruk.
"sayang,"
"ya sayang, kenapa?"
"kamu masih suka nangis?"
ah, kamu ingat ceritaku. tentang malam-malam yang kulalui sebelum kamu; gelap, dingin, kosong dan hening, sebab bahkan telingaku tidak kubiarkan mendengar tangisku sendiri.
jawabannya tidak, sayang. tidak ada lagi aku dan malam-malamku yang segelap itu. jawaban yang saat itu membuatmu merengkuhku lebih dalam.
tapi akhir-akhir ini aku sering menangis lagi.
aku menangis karena terangmu menghidupkan sebagian dariku yang redup.
aku menangis karena adamu menggenapi ketiadaan yang selama ini tidak kumengerti.
aku menangis karena mensyukuri kamu dan seluruhmu yang mengutuhkan aku.
aku menangis karena akhirnya aku tahu rasanya berada dalam perjalanan dengan seseorang ke tujuan yang sama.
aku menangis karena orang itu kamu.