mungkin tidak pernah kau bayangkan
bahwa malam bisa terasa sepenuh itu
bukan dengan perayaan yang riuh
ia justru sesak dengan hal-hal yang ingin kau perbaiki tapi kau tidak tahu dari mana
kau takut menuliskan harapan-harapan,
karena seperti kembang api:
pendarnya hanya sejenak, lalu ia lenyap menyisakan sepi
kau tidak berani menyusun rencana-rencana
sebab seperti yang sudah-sudah
ia malah terwujud dalam bentuk yang tidak karuan
jauh dari apa yang mati-matian kau upayakan
kau berkemas,
memilah-milah mana yang sebaiknya kau bawa
mana yang kau biarkan lepas dari genggaman
kau melangkah,
terburu-buru meski tidak tahu ke mana menuju
dalam pikiranmu, ke mana pun asal tidak kembali